Sebanyak 112 mahasiswa memecahkan rekor “Membaca Alqur’an Berjamaah
Nonstop 2012 Menit” yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam di Aula Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung
Djati, Bandung.
Pemecahan Rekor itu dilaksanakan sejak Jumat (28/12), pukul 19.00 WIB hingga Ahad (30/12) pukul 04.30 WIB, atau dilakukan selama 33 jam 32 menit, seperti dilansir SuaraPublikOnline.com
Dalam pelaksanaannya pembacaan Alqur’an dilakukan dengan 2 shift. Setiap shift terbagi 3 kelompok dan saling bergantian. Ini dilakukan agar peserta tidak terlalu kelelahan.
Kegiatan ini merupakan salah satu acara puncak dari agenda Gebyar Aspirasi Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (GAPSA PAI) yang juga telah menyelenggarakan seminar Hypnoteaching pada 24 November lalu, dan berbagai cabang perlombaan seperti futsal, debat karya ilmiah,
cerpen, dan akustik.
Menurut penanggung jawab kegiatan, Riki Maulana (22), acara yang mendapat respons sangat positif dari Dekan Fakultas ini bertujuan, di samping memacu prestasi mahasiswa juga ingin agar mahasiswa PAI dapat berkumpul dalam satu ruangan untuk membaca Alqur’an.
Pria yang akrab disapa Riki itu juga menuturkan, Alqur’an telah jelas menerangkan fadhilah atau keutamaan bagi para pembacanya, sehingga diharapkan agenda yang disebut Gema Qiroatul Quran ini bisa membawa perubahan kepada nilai yang positif. “Kita ingin mengakhiri tahun 2012 dengan membaca Alqur’an 2012 menit di bulan 12 oleh 112 orang,” pungkasnya.
Diproses MURI
Acara itu merupakan gebrakan bagi UIN. “Tidak hanya HMJ PAI,” ujar Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Wahyu Saripudin pada acara penutupan, Rekor ini akan diproses oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan sistem verifikasi. Adapun syarat-syaratnya telah diserahkan. Setelah acara berakhir panitia juga akan mengirim berita acara, dokumentasi, dan hasil liputan ketika membaca Alqur’an. Kemudian, pihak MURI akan mengirim sertifikat ke UIN.
Menurut salah satu peserta pemecahan rekor ini, Ahmad Faridi (21), meskipun dalam pelaksanaannya terkadang membuat mengantuk, namun bagi dirinya ini merupakan pengalaman pertama yang membuatnya bahagia, karena bisa mengharumkan nama UIN di kancah nasional dan bisa memecahkan rekor se-Indonesia. “Saya berharap acara seperti ini bisa berkembang untuk universitas-universitas Islam yang lain,” tandasnya.
Pemecahan Rekor itu dilaksanakan sejak Jumat (28/12), pukul 19.00 WIB hingga Ahad (30/12) pukul 04.30 WIB, atau dilakukan selama 33 jam 32 menit, seperti dilansir SuaraPublikOnline.com
Dalam pelaksanaannya pembacaan Alqur’an dilakukan dengan 2 shift. Setiap shift terbagi 3 kelompok dan saling bergantian. Ini dilakukan agar peserta tidak terlalu kelelahan.
Kegiatan ini merupakan salah satu acara puncak dari agenda Gebyar Aspirasi Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (GAPSA PAI) yang juga telah menyelenggarakan seminar Hypnoteaching pada 24 November lalu, dan berbagai cabang perlombaan seperti futsal, debat karya ilmiah,
cerpen, dan akustik.
Menurut penanggung jawab kegiatan, Riki Maulana (22), acara yang mendapat respons sangat positif dari Dekan Fakultas ini bertujuan, di samping memacu prestasi mahasiswa juga ingin agar mahasiswa PAI dapat berkumpul dalam satu ruangan untuk membaca Alqur’an.
Pria yang akrab disapa Riki itu juga menuturkan, Alqur’an telah jelas menerangkan fadhilah atau keutamaan bagi para pembacanya, sehingga diharapkan agenda yang disebut Gema Qiroatul Quran ini bisa membawa perubahan kepada nilai yang positif. “Kita ingin mengakhiri tahun 2012 dengan membaca Alqur’an 2012 menit di bulan 12 oleh 112 orang,” pungkasnya.
Diproses MURI
Acara itu merupakan gebrakan bagi UIN. “Tidak hanya HMJ PAI,” ujar Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Wahyu Saripudin pada acara penutupan, Rekor ini akan diproses oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan sistem verifikasi. Adapun syarat-syaratnya telah diserahkan. Setelah acara berakhir panitia juga akan mengirim berita acara, dokumentasi, dan hasil liputan ketika membaca Alqur’an. Kemudian, pihak MURI akan mengirim sertifikat ke UIN.
Menurut salah satu peserta pemecahan rekor ini, Ahmad Faridi (21), meskipun dalam pelaksanaannya terkadang membuat mengantuk, namun bagi dirinya ini merupakan pengalaman pertama yang membuatnya bahagia, karena bisa mengharumkan nama UIN di kancah nasional dan bisa memecahkan rekor se-Indonesia. “Saya berharap acara seperti ini bisa berkembang untuk universitas-universitas Islam yang lain,” tandasnya.