Sunday, 27 May 2012

Pengaruh Idola Terhadap Pembentukan Karakter Seseorang

(oleh Sri Rodiah PBA/B/II peserta lomba Mojang PBA 2012)

 Usia remaja merupakan usia yang rentan terhadap pengaruh-pengaruh baik yang positif maupun negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi banyak hal, misalnya : tatanan rambut, model baju, musik, gambar, dan perilaku. Ada dua faktor yang menjadi pengaruh utama kehidupan remaja yaitu kelompok dan idola. Kelompok memberikan pengaruh yang kuat terhadap kehidupan remaja karena remaja ingin diterima oleh kelompok. Kelompok bagi remaja merupakan tempat yang aman dan nyaman karena dalam kelompok remaja menemukan komunitas yang “ senasib “ sehingga kelompok merupakan faktor terbesar dalam memberikan dukungan terhadap remaja, khususnya dukungan secara moril/mental.
Perasaan senasib yang dialami remaja, membuat ikatan antar remaja dalam kelompok semakin besar sehingga mereka saling menolong satu sama lain khususnya dalam bentuk dukungan.
            Selain kelompok, idola juga memberikan pengaruh yang besar terhadap remaja, apalagi jika idola tersebut merupakan tokoh dalam masyarakat (public figure), artinya mampu menarik minat yang besar sejumlah orang dalam jumlah yang besar pula. Menurut Erik Erikson, pada masa krisis identitas ini, hubungan sosial yang signifikan yang mempengaruhi remaja adalah model kepemimpinan. Dalam hal ini model kepemimpinan adalah seorang idola. Suatu contoh, jika ada sekelompok band yang berhasil menarik minat banyak remaja sehingga para remaja berhasil “ terhipnotis “ olehnya dalam arti lagu tersebut memberikan kenyamanan bagi remaja, maka secara perlahan para remaja mulai mengidentifikasi semua hal yang ada pada kelompok band tersebut mulai dari baju yang dipakai hingga tatanan rambutnya. Seseorang yang berhasil menyentuh hati remaja, maka orang tersebut akan menjadi idola remaja tersebut. Faktor yang berhasil menyentuh hati remaja adalah kemampuan memahami remaja, penerimaan yang tulus dan dukungan yang besar terhadap kehidupan pribadinya. Kelompok band atau penyanyi yang lirik lagunya memberikan penguatan atau penghiburan bagi remaja, maka kelompok band atau penyanyi tersebut akan segera menjadi idola remaja.
Bagi remaja, idola adalah sosok yang mampu memberikan inspirasi tentang kehidupan yang memberdayakan dan sentuhan-sentuhan emosional yang mampu memberikan penguatan. Inspirasi, dan  sentuhan emosional yang menguatkan dan memberdayakan adalah inspirasi dan sentuhan emosional yang sesuai dengan kebutuhan remaja. Seperti tersebut di atas sebelumnya, kebutuhan seorang remaja adalah kebutuhan untuk dipahami, dimengerti, dan didukung sepenuhnya. Kebutuhan untuk dipahami dan dimengerti memerlukan sentuhan emosional, dukungan sepenuhnya terhadap remaja memerlukan inspirasi yang tidak mengekang, namun memberikan wawasan dan arahan yang tulus dan memberdayakan. Inspirasi yang memberdayakan adalah memberikan pilihan-pilihan yang sesuai dengan kondisi remaja.
Seorang idola sesungguhnya adalah sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan. Idola berarti identik dengan kepemimpinan. Maxwell (2001) menyimpulkan kepemimpinan adalah sebagai suatu pengaruh. Burn (1978) membagi kepemimpinan menjadi dua aspek, yaitu pertama,  Idealized Influence yaitu : suatu proses yang padanya seorang pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan para pemimpin tersebut. Pemimpin menjadi model bagi pengikutnya dan kedua,Individual Consideration yaitu : memberi dukungan, membesarkan hati dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut. Jika kita perhatikan pola pengaruh seorang idola terhadap remaja sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka seorang idola menunjukkan ciri-ciri kedua aspek kepemimpinan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya seseorang yang berhasil mempengaruhi orang lain dan mengikuti visinya oleh karena jiwa kepemimpinannya telah menjadi seorang idola bagi orang lain.
            Pengaruh seorang idola terhadap remaja tidak dipengaruhi oleh batas-batas kedudukan, agama, ras, pendidikan, status ekonomi dan sebagainya. Seorang guru yang memiliki wewenang atau kedudukan untuk mempengaruhi siswa di sekolah belum tentu menjadi seorang idola bagi siswanya. Orang tua yang memberikan kepedulian  terhadap anaknya yang remaja setiap hari dengan cara memberi makan, menyekolahkan, membelikan baju bahkan sampai menghantarkan anaknya menjadi seorang juara, juga belum tentu menjadi seorang  idola bagi anaknya. Namun seseorang yang mampu memberikan kekuatan kepada remaja, yaitu : mengembangkan seorang remaja maka orang tersebut akan berhasil menjadi
Seorang idola bagi remaja (Maxwell, 1995). Mengembangkan remaja berarti menolong remaja untuk mengatasi krisis identitas yang dialaminya.                 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa seorang idola menempati posisi yang strategis dalam mempengaruhi para remaja untuk melakukan identifikasi terhadap idolanya. Identifikasi tersebut meliputi semua hal yang terdapat pada sang idola mulai dari tatanan rambut, model pakaian, symbol, bahkan sampai cara berbicara dan perilakunya. Identifikasi terhadap idola dapat dilihat pada para penggemar Elvis Presley yang meliputi cara berpakaian, model rambut, gaya menari saat menyanyi dan suara pada saat menyanyi. Demikianlah kuatnya pengaruh seorang idola bahkan ketika sang idola sudah meninggal. Pengaruh seorang idola dapat bertahan sepanjang masa melebihi umur sang idola itu sendiri.
            Kekuatan pengaruh seorang idola dapat pula diterapkan dalam pelayanan siswa. Para tim pembimbing siswa perlu mengusahakan dirinya masing-masing menjadi seorang idola bagi adik-adik bimbingnya. Jika kakak-kakak tim pembimbing siswa berhasil menjadi idola, maka kakak-kakak tim pembimbing siswa dapat memberikan pengaruh yang kuat untuk diidentifikasi khususnya dalam hal karakter. Oleh karena ciri utama remaja adalah identifikasi, maka metode menjadi idola bagi remaja dapat menjadi salah satu pilihan  metode pembinaan dalam pembentukan karakter dan pembinaan siswa.
            Namun seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk menjadi idola yang lekat dengan remaja, memerlukan suatu usaha pendampingan yang inspirasional dan memiliki kekuatan emosional ketika berelasi dengan remaja. Hubungan yang inspirasional dan memiliki kekuatan emosional melibatkan tingkat kepemimpinan yang memberi kekuatan kepada remaja, yaitu menolong mengembangkan potensi remaja itu sendiri. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan adalah semua aspek yang membentuk dirinya secara utuh menjadi seorang pribadi yang unik berbeda dengan pribadi lainnya sehingga mempersiapkan remaja untuk menjadi seorang dewasa yang matang. Oleh karena itu perlu sekali mengetahui potensi seorang remaja, cita-cita dan harapannya secara individu atau secara umum. Contoh dalam menolong remaja untuk mengembangkan dirinya : remaja perlu ditolong untuk lebih percaya diri tampil di depan umum, karena hal ini merupakan kesulitan yang umum dimiliki oleh seorang remaja; menolong remaja untuk sukses dalam studi dan mengarahkan remaja untuk memilih jurusan studi atau karir pekerjaan; keberhasilan memasuki suatu jurusan studi yang diidamkan remaja pada umumnya dengan menggunakan metode belajar tertentu juga dapat menjadi inspirasi bagi remaja untuk mengidentifikasi juga metode belajar yang digunakan.
            Ketika seseorang telah berhasil menjadi seorang idola bagi remaja, maka itu merupakan kesempatan terbaik untuk menancapkan pengaruh karakter yang benar sesuai dengan alkitab sebesar-besarnya, dan sedalam-dalamnya. Pengaruh kekuatan seorang idola dalam hal pembentukan karakter yang sesuai dengan Alkitab dapat membekas sepanjang hidup sekalipun sang idola sudah tiada.
Manfaat Mempunyai Idola
Dalam kehidupan remaja  bahwa peran idola mempunyai banyak manfaat atau dampak positif, dan juga terkadang ada dampak negatif nya juga, dianataranya:
 Dampak Positif:
1.      Remaja dapat meniru perilaku atau hal-hal positif dari idola mereka.
2.      Sebagai motivator dalam menjalani hidup.
3.      Secra tidak langsung sebagai inspirasi atas segala hal remaja lakukan.
4.      Sebagai pencerah penatap cahaya masa depan, untuk mencapai sebuah cita-cita yang besar.
 Dampak Negatif:
1.      Fanatisme terhadap Idola yang berlebihan yang berakibat pada keyakinan yang berlebihan melebihi keyakinan tehadap Allah SWT.
2.   Seseorag akan menganggap Idola yang lain adalah salah dan Idolanyalah yang paling benar, yang mengakibatkan perpecahan dan pertengkaran antara remaja

Referensi:
  1. Weiten, Wayne (1989); Themes & Variations, third edition, page.433 - 450;  California : Brooks/ Cole Publishing Company
  2. Bass, Bernard.M. (1998); Trasformational Leadership; New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
  3. Maxwell, C. John (1995); Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda (Terjemahan: Anton Adiwiyoto); Jakarta : Binarupa Aksara
  4. Maxwell, C. John (2001); The 21 Irrefutable Laws Of Leadership (Terjemahan: Drs. Arvin Saputra); Batam : Penerbit Interaksa